Taman Hutan Raya Dago Bandung
Taman Hutan Raya Bandung Ir. H. Djuanda atau biasa disingkat Tahura Djuanda merupakan salah satu destinasi wisata di kawasan Bandung Utara dengan luas mencapai 590 hektare. Tahura berada di Desa Ciburial, Kota Bandung pada ketinggian 770 mdpl s/d 1330 mdpl. Ada banyak sekali beragam jenis tanaman di Taman Hutan Raya Bandung. Hutannya membentang dari kawasan Dago Pakar sampai ke Maribaya, Lembang.
Setelah masuk kedalam kawasan Tahura disana ada beberapa papan informasi termasuk peta dari Tahura Djuanda secara keseluruhan. Udara yang sejuk dan rimbunnya pepohonan pinus menyambut kedatangan kami. Dari papan informasi kami membaca sekilas sejarah tentang Tahura Djuanda ini. Jadi, Taman Hutan raya Ir. H. Djuanda merupakan kawasan konservasi terpadu antara alam sekunder dengan hutan tanaman. Tahura Djuanda dikelola oleh Dinas Kehutanan Prov. Jawa Barat.
Awalnya Taman Hutan Raya Djuanda dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai hutan lindung dengan nama Hutan Lindung Gunung Pulosari. Tahun 1960, Gubernur Jabar mulai mempersiapkan hutan lindung tersebut sebagai hutan wisata dan kebun raya. Tahun 1965 baru diresmikan sebagai Kebun Raya Hutan Rekreasi Ir. H. Djuanda. Penggunaan nama Ir. H. Djuanda sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasa beliau yang meninggal tahun 1963, termasuk digunakan juga sebagai nama jalan Dago, Jalan Ir. H. Djuanda.
Ada banyak objek wisata di kawasan Tahura Djuanda, diantaranya: Gua Jepang, Gua Belanda, Monumen Ir. H. Djuanda, Kolam Pakar, Curug Omas Maribaya, Prasasti Raja Thailand dan Taman Bermain. Tahura Djuanda juga biasa digunakan untuk berolah-raga lintas alam karena hutannya masih alami.
Gua Jepang dan Gua Belanda
Jalan menuju Gua Jepang sudah dilengkapi dengan jogging track, jadi enak buat dipake jalan, sambil menikmati aneka ragam pepohonan. Setiap pohon yang kami lewati ada keterangannya masing-masing, namanya apa, dari spesies apa. Sesekali akan terlihat ada monyet yang bergelantungan di pepohonan.
Gua Jepang yang ada di Tahura Djuanda dibuat pada tahun 1942-1945 oleh orang-orang Indonesia yang menjadi pekerja Romusha. Ada banyak Gua yang di bangun oleh penjajah Jepang, salahsatunya Gua yang ada di Tahura Djuanda ini. Gua ini digunakan oleh tentara Jepang sebagai tempat penyimpanan logistik, amunisi, dan alat komunikasi radio pada saat perang dunia dulu.
Di dalam Gua Jepang ini ada banyak lorong-lorong, di beberapa lorong terdapat ventilasi udara supaya Gua tidak pengap. Kami melihat di beberapa sudut Gua ada juga kelelawar yang bergelantungan. Kondisi Gua terlihat sangat kokoh dan terawat dengan baik. Dinding Gua terbuat dari batu yang keras tanpa campuran semen.
Gua Belanda dibuat oleh kolonial Belanda pada tahun 1941. Gua Belanda ukurannya lebih luas dibandingkan Gua Jepang, dan lebih rapih. Gua Belanda awalnya digunakan sebagai terowongan PLTA Bengkok Dago, kemudian digunakan untuk keperluan militer. Di dalam Gua Belanda ada ruangan-ruangan khusus yang biasa digunakan untuk ruang interogasi dan ruangan penjara.
Wisata Air Terjun Maribaya
Dari Gua Belanda ada jalur tembus ke objek wisata lainnya, seperti penangkaran rusa dan Curug Omas Maribaya. Keluar lewat pintu belakang dan melanjutkan perjalanan ke curug omas maribaya. Dari Gua Belanda ke Curug Omas Maribaya jaraknya sekitar 5 km.
Jalan kaki menjelajah Hutan Raya Djuanda lumayan menantang. Jalanannya naik turun, sebagian jalan cukup terjal juga. di tengah perjalanan anda akan melewati sebuah bendungan PLTA. Nah, di dekat bendungan ada juga Penangkaran Rusa. Sebenarnya masih banyak objek wisata lain yang bisa dikunjungi sebelum sampai ke curug omas, ada Curug Lalay (kelelawar) dan ada Batu Dayang Sumbi. Mungkin anda bisa mengunjunginya kalau sedang berlibur di Tahura Djuanda.
Berjalan 5 km memang capek juga, tapi itu semua terbayar setelah anda sampai di tempat tujuan akhir, yaitu air terjun maribaya. Anda akan disambut dengan ribuat monyet yang bergelantungan di pepohonan dan jembatan. akan terlihat indahnya air terjun maribaya dari jembatan yang ada tepat di depan air terjun.
Ketinggian air terjun maribaya sekitar 25 meter. Di sini suasananya lebih rame pengunjungnya dibandingkan di Tahura Djuanda. Di curug maribaya ini ada banyak lahan terbuka dan banyak pengunjung yang menggelar tikar sambil botram.
Banyak warung yang menyediakan aneka makanan terutama makanan dan minuman khas bandung, ada nasi timbel, jagung bakar, ketan bakar, mie goreng, surabi, bandrek, bajigur dan lainnya.
Anda bias pulang lewat gerbang utama wisata maribaya, soalnya repot juga kalau pulangnya harus lewat trek yang sebelumnya kami lewati, harus jalan kaki lagi 5 km. Pintu gerbangnya berjarak sekitar 200 meter dari air terjun.
Call us :
FASTRANS Tour & Travel
Phone :
+62 227 5644 46
+62 852 2220 0490
+62 857 9559 0055
mail: fastrans@bandung-tour.com
Office :
Komp. GBA I Blok A no.2 Bandung
West Java, 40288