Air Terjun Niagara ala Bandung

Air Terjun Niagara ala BandungSahabat Fastrans Travel Bandung, Bandung mempunyai pesona wisata yang tak ada habisnya. Salah satunya, kembaran air terjun Niagara yang berada di Kabupaten Bandung Barat, namanya Curug Malela.

Geolog Titi Bachtiar menulis dalam bukunya, Bandung Purba, bahwa kata ‘malela’ merupakan ungkapan rasa kagum masyarakat di Tatar Sunda untuk sesuatu yang lebih dari biasanya.

Air Terjun Niagara ala Bandung

Curug atau air terjun memang luar biasa, biasanya air terjun hanya memiliki lebar tiga sampai lima meter. Curug Malela punya lebar 55 meter dan tinggi 60 meter. Kemegahannya pun terlihat jelas dari jarak 2 kilometer.

Curug ini berundak-undak, tentunya akan memikat mata ketika debit airnya tinggi di musim penghujan. Guyuran air yang jatuh, seperti tirai putih yang menutupi bebatuan lempung yang usianya jutaan tahun.

Sebenarnya, Curug Malela merupakan satu dari tujuh curug yang berada di Desa Cicadas, Rongga, Bandung Barat. Di sana ada Curug Katumbiri, Curug Manglid, Curug Ngebul, Curug Sumpel, Curug Palisir dan Curug Pameungpeuk.

Meletusnya gunung api purba saat peradaban manusia belum muncul, diduga membuat panorama alam yang ciamik.

Pemandangan dan suara deru air yang menghantam bebatuan, menjadi penyemangat bagi traveler untuk menuruni jalanan setapak yang menurun tajam dan berliku.

Memang untuk mengunjungi Curug Malela, perlu niat dan tekad yang bulat. Dari Gedung Sate Bandung, traveler harus menempuh jarak 69 kilometer menuju perbatasan Bandung Barat dan Cianjur.

Setelah sampai di Alun-alun Gunung Halu, paculah kendaraan ke arah perkebunan teh Montaya. Jalanannya cukup mulus setelah diaspal, datanglah sedari pagi sehingga bisa melihat hijaunya perkebunan teh.

Perjalanan masih panjang, setelah melewati pintu masuk, traveler masih harus berjalan melewati jalan yang sepenuhnya belum dibeton. Pakailah sepatu yang tepat untuk melewati medan yang licin sepanjang 2 kilometer.

Siapkan juga stamina dan perbekalan yang memadai, karena tantangan sesungguhnya adalah ketika perjalanan pulang. Jalanan yang menurun, berubah menjadi tanjakan yang akan menguras tenaga.

Rehatlah di warung-warung warga di sepanjang perjalanan jika lelah melanda. Berjalanlah santai, meski perjalanan pulang akan memakan waktu yang lebih banyak.

Baca Juga : Wisata Pemandangan Alam Desa Nusa Yang Indah Di Aceh Besar

Bila tak mau lelah berjalan, sedianya ada jasa ojeg-ojeg yang siap mengantar traveler naik dan turun. Kemampuan berkendara ojeg ini memang pantas diacungi jempol, mereka bisa meliuk-liuk di jalanan yang ekstrem.

Bikin dada dag-dig-dug!

Hebatnya, mereka bisa mengarungi jalanan bebatuan dengan sepeda motor bebek atau matic. Kadang ban mereka tak menggigit, sementara rotasi roda berputar dengan kencang.

Harga yang ditarif pun memang sesuai, untuk trip pergi-pulang, para ojekers ini mematok harga Rp 50 ribu.

Pihak pengelola menarik kocek Rp 10 ribu untuk tiap wisatawan yang masuk ke area wisata Curug Malela.

“Lumayan bikin ngos-ngosan, turunnya capek, naiknya capek juga tapi lumayan puaslah, enggak kapok,” ujar Pradana, warga Kota Cimahi, kepada detikcom belum lama ini.

Sumber Detik Travel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *